Saya mengikuti pidato Menteri Pendidikan Nadiem Makariem. Inspiratif dan membuka cakrawala berpikir kita. Walaupun tak sepenuhnya yang diucapkan Nadiem sesuatu yang baru.
Misalnya disuatu acara pengukuhan guru besar ia berpidato. Menurut Nadiem inovasi itu tidak harus dimulai dengan membentuk suatu badan inovasi nasional. Apalagi dibuat gedung yang besar gedung inovasi. Dengan duduk-duduk diskusi inovasi bisa muncul.
Asal menurut mantan CEO Gojek ini ada ruang untuk berinovasi. Yaitu kemerdekaan. Kemerdekaan berpikir, kemerdekaan belajar. Lebih lanjut Nadiem mengkritik inovasi perguruan tinggi berhenti dihasil penelitian, hanya berupa jurnal. Aplikasinya masih jauh.
Ucapan Nadiem Makarim tentunya diperkuat apa yang terjadi ketika tahun 1963. Bapak Mukibat menemukan singkong Mukibat. Ia sambung singkong ketela pohon dan singkong karet. Hasilnya Singkong yang dikenal singkong Mukibat itu berumbi besar dan tahan penyakit.
Lain lagi Bapak Mujair. Ia bisa mengadaptasi ikan yang tadinya hidup dilaut menjadi hidup diair tawar. Atas jasanya produksi ikan budidaya meningkat. Kini ikan itu dinamai Mujair, itu berasal dari nama orang. Penemunya.
Baik Bapak Mukibat dan Mujair tak membutuhkan inovasi yang diawali dari gedung dan dana besar. Mereka bahkan tak bersekolah. Ia memulai dari sebuah percobaan tanpa henti di Lapangan.
Yang terpenting dari sebuah inovasi itu adalah dampak setelah diaplikasikan dimasyarakat. Adanya efisiensi, adanya produktivitas meningkat, ada mutu meningkat, ada waktu yang lebih cepat.
Misalnya kini inovasi nasional focus 3 hal. Bahan bakar nabati yang kini sudah B30, inovasi pembuatan garam dan drone.
Inovasi bukan hanya memberi sertifikat sudah disebut inovasi. Bukan sesuatu yang malah tidak efiesiensi,, tidak produktif dan memperlemah mutu.
0 comments:
Posting Komentar