Durhaka Membawa Petaka | Liang Solusi
Beranda Cerpen Informasi Soal Online Kelas VI Soal Online Kelas V Soal Online Kelas IV Soal PH Soal PTS Soal PAS Soal Matematika Soal Literasi Soal Numerasi Soal US Artikel Perangkat KBM Materi Kelas VI Materi Kelas V Materi Kelas IV Motivasi Solusi Profile Contact

Sabtu, 09 Januari 2021

Durhaka Membawa Petaka

anak durhaka
Pada suatu hari hiduplah seorang petani kaya di daerahnya. Petani tersebut memiliki perkebunan cengkeh yang luas. Sang petani pun memiliki dua orang anak yang selalu dimanjakan dengan harta kekayaannya. Dengan kekayaan yang berlimpah disertai pelayan yang banyak, sang petani hidup bahagia dengan istri dan anak-anaknya. 

Hingga pada suatu ketika anak yang lebih muda telah beranjak dewasa. Ia pun menjadi berani melawan ayah dan ibunya. Bahkan ia meminta bagian dari kekayaan ayahnya. Sang ayah dan ibu selalu menasehati anaknya agar tidak berbuat demikian karena tidak baik. 

Namun, bukannya mengerti, sang anak malah marah dan emosi dan ia tidak mendengarkan nasehat dari ayah dan ibunya. Pada akhirnya karena terus memaksa, akhirnya sang anak mendapatkan bagian tanah yang diinginkan. Setelah mendapatkan bagian, tidak menunggu waktu lama, sang anak langsung menjadikan tanah tersebut uang, dengan cara menjualnya. 

Dalam seketika ia menjadi kaya raya. Ia memiliki banyak uang dari hasil penjualan tanahnya. Karena banyak uang, ia memiliki banyak teman. Namun sayangnya seluruh temannya buruk dan hanya ingin memanfaatkan kekayaannya saja. Temannya yang jahat memengaruhi dia untuk pergi ke negara lain dan hidup bersenang-senang di sana. Karena pengaruh buruk dari temannya, ia menjadi anak yang buruk dan jahat. 

Ia menjadi bangkrut dari perusahaannya dan kehabisan seluruh uang yang dimilikinya. Ia menjadi gelandangan yang memiliki banyak hutang. Karena hutang yang dimilikinya, ia menjadi sangat kesulitan hidup di negara tersebut. 

Dalam keterpurukannya, ia menyesali segala perbuatannya dan ingin kembali menemui kedua orang tuanya, dan meminta maaf kepada orang tuanya. Kemudian ia pulang kembali ke desa tempat ia berasal dan ia bertemu dengan kedua orang tuanya. 

Ia meminta maaf, dan orang tuanya memaafkannya. Akhirnya ia menjadi pemuda yang berbakti kepada orang tuanya, dan turut bekerja membantu kedua orang tuanya. Ia pun hidup dengan bahagia. 

Pesan moral yang tersirat adalah selalu patuhlah dengan nasehat orang tua. Nasehat yang diberikan kedua orang tua tentu bertujuan baik untuk keberlangsungan masa depan. Kebahagiaan yang diberikan berupa harta tentu bersifat sementara. Apalagi harta yang didapat bukan dari hasil jerih payah sendiri. Bekerja keraslah, berbakti selalu dengan orang tua, biarkan Tuhan dan alam semesta yang meresponnya .

0 comments:

Posting Komentar