Deva adalah anak pertama. Dia tinggal bersama ibu, ayah, dan enam saudara laki-lakinya. Deva adalah anak yang pandai berburu. Sayangnya, saudara-saudaranya tidak menyukai Deva.
Suatu ketika, sang ibu tahu bahwa Deva berencana pergi dari rumah. Ibu pun menjadi sedih, Sebelum Deva pergi, ibunya memberikan sebuah jaket yang terbuat dari sutra. Mereka lalu saling berpelukan. Deva kemudian pamit dan meminta doa kepada ibunya.
Deva tidak tahu bahwa Dewa Hyang Agung sedang melindunginya. Dewa akan menguji Deva, dengan menyamar menjadi kakek tua.
Si kakek tua menjatuhkan sebuah kotak kayu di jalan setapak. Deva yang melihat kotak kayu itu, segera mengambilnya, lalu berlari mengejar si kakek tua.
“Kek, ini kotak kecilmu terjatuh!” teriak Deva.
“Terima kasih, Nak,” ucap si kakek tua.
“Kakek, bolehkah aku bertanya kepadamu? Jalan setapak ini akan mengantarkanku ke mana?” tanya Deva dengan sopan.
“Nak, jalan setapak ini akan mengantarkanmu menuju sebuah desa. Tetapi, jalannya tidak begitu baik,” jawab si kakek tua.
“Terima kasih, Kek. Aku akan melanjutkan perjalanan ini,” ujar Deva sambil tersenyum.
Deva hendak melangkah, namun si kakek menahannya. Olala, si kakek memberikan kotak kayunya. Ia pun berpesan kepada Deva agar menjaga kotak kayu itu dengan baik.
Dalam hati, Deva bertanya-tanya, “Apakah kakek itu seorang penyihir?”
Karena penasaran. Deva segera membuka kotak itu. Terlihat sebuah boneka di dalamnya. Padahal Deva tidak suka dengan boneka.
“Hai, aku akan memberikan apa pun yang kau mau,” ujar boneka kecil itu tiba-tiba. Tentu Deva sontak terkejut begitu melihat boneka tersebut bisa berbicara.
Saat Deva sampai di sebuah desa, orang-orang menyambutnya dengan ramah. Lambat laun, ia mulai dekat dengan anak Kelian Adat yang bernama Ni Suci.
Ketika Kelian Adat pulang dari perburuannya, dia tidak senang melihat putrinya sangat ramah kepada Deva, si pemuda asing.
Deva yang jatuh cinta kepada Ni Suci, memberanikan diri untuk menghadap Kelian Adat.
“Mohon maaf, bolehkah aku menikah dengan putrimu? Aku jatuh cinta dengannya sejak pertama kali bertemu,” tanya Deva dengan penuh harap.
“Engkau boleh menikahi putriku, dengan syarat yaitu kau harus bisa memindahkan gunung yang telah menghalangiku saat aku berburu,” jawab si Kelian Adat sambil tersenyum. Dia yakin bahwa Deva tidak mungkin bisa memenuhi syarat itu.
Kelian Adat tidak tahu bahwa Deva mempunyai boneka ajaib. Deva pun memerintahkan boneka kecil miliknya, “Pindahkan gunung itu untukku.”
Keesokan harinya, Kelian Adat terkejut. Gunung itu telah lenyap dan jalur berburunya membentang luas. Dia mengira bahwa ini semua adalah sebuah sihir.
Namun, Kelian Adat tak menyerah. Ia lantas memerintahkan Deva untuk melawan semua prajurit yang sedang perang. Untuk pergi ke sana, Deva harus melewati sebuah danau dengan menggunakan sebuah kapal kecil.
Tanpa berkata apa pun, Deva langsung pergi meninggalkan Kelian Adat itu. Ni Suci yang mendengar pembicaraan ayahnya dengan Deva, seketika menangis.
Setiap hari, seluruh penduduk menyaksikan peperangan itu. Hingga pada suatu malam, suasana terasa sangat sepi. Tak ada kapal kecil yang kembali ke desa mereka. Mereka mengira bahwa Deva telah meninggal di medan perang.
Tak lama kemudian, Kelian Adat menggelar pesta pernikahan putrinya dengan seorang raja. Tiba-tiba, Deva muncul dari belakang. Kelian Adat kembali terkejut. Kini, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Akhirnya, Deva pun menikah dengan Ni Suci.
Baca juga cerita dongeng anak yang menginsfirasi: Kegagalan dan Keberhasilan Adalah Proses
Pesan moral dari cerita dongeng yang berjudul Boneka Deva Yang Ajib adalah jadilah anak yang jujur. kejujuran akan membawa pada kebaikan.
Terima kasih sudah berkunjung di halaman blog ini serta membaca cerita dongeng. Semoga isi cerita tersebut menginsfirasi dan menjadi cerminan perilaku dalam kehidupan sehari-hari melalui pengamalan pesan moral yang berkarakter. Budayakan meninggalkan komentar dan sebarkan jika bermanfaat. Semoga bertambah cerdas dan berkarakter!
0 comments:
Posting Komentar