cerita fiksi |
”Kenapa, Gun? Kok mukanya cemberut begitu?” tanya Kak Komang Tapa membuyarkan lamunan Gede Guna. Suasana rumah sepi. Ayah masih di kantor dan Ibu sedang bertandang ke rumah tetangga yang sedang sakit. Hari ini, Kak Komang Tapa tidak ada kuliah, sedang Gede Guna baru pulang sekolah. Masih dengan seragam lengkapnya, Gede Guna duduk termangu di teras rumah.
“Ah, Kak Tapa, aku sedang berpikir, bukan cemberut.” sangkal Gede Guna. “Aku sedang memikirkan tentang proyek sekolah, Kak. Kami harus membuat sesuatu yang bisa dijual di Hari Pasar dua minggu lagi. Barang tersebut harus hasil buatan sendiri dan tidak boleh menggunakan bahan yang mahal. Kata bu guru, supaya bisa dibeli oleh teman-teman lain di sekolah. Nah, aku sedang berpikir, kira-kira aku akan membuat apa.” jelas Gede Guna.
“Wah, itu proyek sekolah yang bagus! Dengan begitu kamu dituntut kreatif dan juga berpikir ekonomis. Dulu waktu kakak seusiamu, kakak belum pernah dapat tugas seperti itu.” kata Kak Komang Tapa sambil mendekati Gede Guna.
“Tapi itu kan tugas yang sulit, Kak. Gede Guna kan belum pernah punya pengalaman seperti ini. Mana ini tugas perorangan, lagi.” kata Gede Guna. Kali ini, ia benar-benar cemberut.
“Hei, Gurumu tahu kemampuan siswanya, sehingga tidak akan memberikan tugas yang melebihi kemampuannya. Tugas ini boleh dibantu, kan?” hibur Kak Komang Tapa.
“Ah! Betul! Itu yang dikatakan Bu Guru. Tugas ini boleh dibantu orang tua. Tetapi, orang tua hanya boleh mengarahkannya, tidak boleh mengerjakannya. Jadi semua yang akan mengerjakan aku, Kak. Nah, sepertinya aku bisa minta tolong Kakak juga, dong!” Gede Guna bersemangat menjelaskan arahan Bu Guru tadi sebelum pulang sekolah. Kali ini, mata Gede Guna berbinar-binar
“Boleh. Hari ini Kakak tidak ada kuliah, jadi kita bisa memulainya setelah kamu makan siang. Sekarang, ganti baju seragammu, makan siang, terus kita kerjakan. Setuju?” kata Kak Komang Tapa sambil bergegas memasuki rumah. Gede Guna pun senang bukan kepalang. Ia segera melakukan yang disarankan kakaknya dan siap di ruang tengah dalam waktu setengah jam.
Gede Guna dan Kak Komang Tapa pun terlihat sibuk berdiskusi. Gede Guna memegang buku dan pensil untuk membuat daftar barang-barang yang disukai teman-teman sebayanya yang bisa dibuat sendiri. Ia menulis beberapa jenis makanan, mainan dan alat tulis. Ia juga menuliskan beberapa hingga hiasan seperti gantungan kunci, kartu pembatas buku, hingga hiasan dinding sederhana. Gede Guna terlihat sangat bersemangat. Kak Komang Tapa pun terlihat sabar membantunya.
“Nah, dari daftar barang tersebut, kamu tentukan barang yang mudah dibuat. Selain mudah di buat, barang tersebut juga harus disukai oleh teman-temanmu, sehingga mereka mau beli,” saran Kak Komang Tapa. “Lalu, nanti kita akan cari tahu cara membuatnya,” jelas Kak Komang Tapa.
“Cari tahu di mana, Kak? Kukira Kakak tahu cara membuatnya,” tanya Gede Guna dengan wajah agak terkejut. Kak Komang Tapa tersenyum sambil meninggalkan Gede Guna dan masuk ke kamarnya. Tak lama berselang, Kak Komang Tapa telah duduk di samping Gede Guna dengan membawa komputer jinjingnya.
“Nah, mari kita gunakan teknologi untuk membantu memecahkan masalahmu, Gun! Kakak akan membantumu mencari tahu cara membuatnya melalui internet. Dengan internet, kita dapat terhubung dengan berbagai situs yang dapat membantu kita, tergantung bagaimana kita mencari dan menggunakannya. Di sini, kamu juga bisa mencari ide untuk menentukan bentuk gantungan kunci yang kamu mau!” Kak Komang Tapa menjelaskan sambil tangannya lincah menggerakkan jarinya mencari yang ia perlukan melalui komputer jinjingnya.
Gede Guna terkagum-kagum melihatnya. “Wah, Kakak hebat! Terima kasih sekali, Kak,” tatap Gede Guna tak percaya.
“Tapi, Gun. Kamu hanya boleh menggunakan atau membuka situs-situs itu dengan ditemani Kakak atau orang dewasa lainnya, ya. Kamu belum cukup umur untuk membuka situs-situs melalui internet itu. Tidak semua yang dapat terhubung dengan internet itu sesuai dengan usiamu,” jelas Kak Gede Guna.
“Baiklah, Kak Komang Tapa, yang penting kita bisa selesaikan proyek ini, ya! Terima kasih, lho Kak!” seru Gede Guna riang.
Temukan cerita inspiratif terbaik kami lainnya pada postingan berikut ini:
Cerita dengan judul "Proyek Gede Guna" merupakan cerita fiksi yang tokoh dan jalan ceritanya merupakan khayalan semata. Cerita tersebut bertujuan agar menjadi cerminan moral dalam berprilaku sehari-hari di dunia nyata baik dalam berpikir, berkata, maupun berprilaku.
0 comments:
Posting Komentar