Materi dan Soal Tema 2 (Persatuan Dalam Perbedaan) Subtema 2 (Bekerja Sama Mencapai Tujuan) Pembelajaran 1 Dan 2 Untuk Kelas 6 | Liang Solusi
Beranda Cerpen Informasi Soal Online Kelas VI Soal Online Kelas V Soal Online Kelas IV Soal PH Soal PTS Soal PAS Soal Matematika Soal Literasi Soal Numerasi Soal US Artikel Perangkat KBM Materi Kelas VI Materi Kelas V Materi Kelas IV Motivasi Solusi Profile Contact

Rabu, 25 Agustus 2021

Materi dan Soal Tema 2 (Persatuan Dalam Perbedaan) Subtema 2 (Bekerja Sama Mencapai Tujuan) Pembelajaran 1 Dan 2 Untuk Kelas 6

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Meskipun Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke dengan penduduk yang berasal dari latar belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda, namun dengan semangat persatuan dan kerja sama, bangsa Indonesia mampu mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

‘Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh’ adalah semboyan yang sering didengungkan untuk meningkatkan semangat persatuan pada masa penjajahan. Yuk cari tau cara mempertahankan kemerdekaan itu!

Salam Cerdas dan Produktif.
Kembali lagi sobat solusi menyapa insan cerdas yang kreatif dan adaptif! Semoga semua dalam keadaan sehat, percaya diri, dan berkarakter jujur.

Literasi dapat menumbuhkembangkan karakter dan pola pikir. Melakukan kegiatan ini sebelum pembelajaran dimulai sangatlah bagus dan dianjurkan. Kegiatan literasi ini cukup dilakukan 10-15 menit secara rutin setiap hari. Kegiatan ini selain menambah pengetahuan dan wawasan diri, juga menumbuhkan budaya membaca dan menulis, serta menumbuhkembangkan budi pekerti agar menjadi pembelajar sepanjang hayat. Membaca cerita fiksi dan informasi, motivasi, cerita bergambar, menulis pengalaman diri atau kegiatan lainnya yang positif merupakan contoh kegiatan literasi yang dapat dilakukan.

Baca juga cerita fiksi insfirasi yang berjudul Manfaat Jahe Merah Untuk Kesehatan

Sebelum pembelajaran daring dimulai, ingat dan budayakan terlebih dahulu melakukan kegiatan sembahyang (berdoa memohon keselamatan diri, keluarga dan alam sekitar), melakukan aksi kebersihan lingkungan rumah (menghindari terjangkitnya penyakit DBD) serta melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Topik Pembelajaran kali ini membahas Mutan Pelajaran Tematik Tema 2 (Persatuan dalam Perbedaan) St 2 (Bekerja Sama Mencapai Tujuan) Pb 1 dan 2 untuk kelas 6 SD, dengan penguasaan kompetensi dasar (KD):
PPKn KD. 3.4 Menelaah persatuan dan kesatuan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara beserta dampaknya.
Bahasa Indonesia KD. 3.4 Menggali informasi penting dari buku sejarah menggunakan aspek apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
IPA KD. 3.3 Mengalisis cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan.
IPS KD. 3.4 Memahami makna proklamasi kemerdekaan, upaya mempertahankan kemerdekaan, dan upaya mengembangkan kehidupan kebangsaan yang sejahtera.
SBdP KD. 3.3 Memahami penampilan tari kreasi daerah.

"Percaya dirilah, karena setiap orang mempunyai kecerdasan dan karakternya masing-masing"

Tujuan Pembelajaran
Dengan membaca bahan ajar, berdiskusi, dan menggali informasi di berbagai sumber, peserta didik dapat memahami materi ajar dan mengembangkan kompetensi diri dalam penerapan kehidupan sehari-hari dengan tepat 

+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

Untuk lebih jelasnya simak dan pahami materi ajar berikut ini!
Selain membaca bahan ajar di blog ini, kalian juga bisa membaca di buku paket Tematik dan menggali informasi dari berbagai sumber.

Tema 2 (Persatuan dalam Perbedaan) St 2 (Bekerja Sama Mencapai Tujuan) Pb 1 dan 2

Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengandung gagasan pembicara/ penulis yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK. Ciri-ciri kalimat efektif 
1. Memiliki unsur penting atau pokok (minimal unsur subjek dan predikat), 
2. Menggunakan struktur bahasa yang tepat, 
3. Memenuhi kaidah ejaan yang berlaku, 
4. Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat dan sesuai kebutuhan.

Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut.
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele tele.

Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadanan, keparalelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan, dan kelogisan kalimat

1. Kesepadanan Struktur
Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:

Memiliki subjek dan predikat yang jelas
a. Bagi semua siswa kelas 6 harus mengikuti kegiatan kerja bakti di sekolah. (Tidak efektif)
Semua siswa kelas 6 harus mengikuti kegiatan kerja bakti di sekolah. (Efektif)
Hindari pemakaian kata depan (preposisi) di depan subjek agar tidak terjadi ketidakjelasan pada subjek.
b. Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal
Contoh:
Pembangunan tempat sampah itu kami dibantu oleh semua warga desa. (Tidak efektif)
Dalam membangun tempat sampah, kami dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)

2. Kepararelan Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya samaan berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.

Contoh:
Wulan mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu halaman, cuci baju, dan memasak (Tidak efektif)
Wulan mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu halaman, mencuci baju, dan memasak. (Efektif)

3. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Guna menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.

a. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Contoh
Buyung tidak suka sayur bayam dan Buyung tidak suka kangkung. (Tidak efektif)
Buyung tidak suka sayur bayam dan kangkung. (Efektif)
b. Menghindari kesinoniman dalam kalimat
Contoh:
Ida hanya memiliki 2 buah tas saja. (Tidak efektif) Ida hanya memiliki 2 buah tas sekolah. (Efektif)
c. Menghindari penjamakan kata pada kata jamak
Para siswa-siswa berkumpul di halaman sekolah. (Tidak efektif)
Para siswa berkumpul di halaman sekolah. (Efektif)

4. Kecermatan
Kecernatab adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.

Contoh:
Dosen baru pergi ke ruang dosen. (Tidak efektif)
Dosen yang baru pergi ke ruang dosen (Efektif)

5. Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokoknya sehingga ide pokoknya menonjol di dalam kalimat tersebut. Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.

a. Meletakkan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
Sudah saya beli baju itu. (Tidak efektif) Baju itu sudah saya beli. (Efektif)
b. Mengurutkan kata secara bertahap
Contoh:
Pertemuan itu dihadin oleh bupati, gubernur, dan camat. (Tidak Efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh gubernur, bupati, dan camat. (Efektif)

6. Kepaduan
Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Dina menceritakan tentang pengalaman liburannya. (Tidak efektif)
Dina menceritakan pengalaman liburannya. (Efektif)

7. Kelogisan
Ide kalimat dalam kalimat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD Contoh:
Waktu dan tempat kami persilahkan! (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah kami persilahkan! (Efektif)

3. Jenis Adaptasi Hewan dan Contohnya
Adaptasi adalah penyesuaian tertentu pada diri makhluk hidup, yang membantunya hidup di tempat atau lingkungan tertentu.

+-+-+-
Adaptasi hewan
Adaptasi hewan dibagi menjadi tiga, yaitu morfologi (bentuk tubuh), fisiologi (fungsi tubuh), dan tingkah laku.

1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi juga disebut adaptasi bentuk tubuh.
Beberapa jenis hewan ada yang mengalami adaptasi morfologi atau bentuk tubuh, teman-teman.
Misalnya, ada hewan yang memiliki bentuk kaki, bentuk paruh, atau bentuk bagian tubuh lain, yang membantunya hidup di lingkungan tertentu.
Contoh bentuk adaptasi morfologi antara lain:
Kaki Bebek dan Katak Berselaput
Bebek dan katak memiliki kaki yang berselaput untuk memudahkan mereka berenang atau bergerak di air. Kaki bebek dan katak yang berselaput bekerja seperti “dayung” yang permukaannya luas, sehingga mudah untuk memberikan dorongan saat bergerak di air.

Berbagai Bentuk Paruh Burung
Paruh burung yang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis makanannya.
Misalnya, burung yang hidup di air atau sekitar laut, membutuhkan paruh yang agak panjang dan lurus. Bentuk paruh ini membantu menahan ikan. Contohnya ada penguin, burung puffin, dan cikalang.

Kemudian, ada burung pemakan serangga yang paruhnya runcing. Ini berguna untuk menangkap serangga di lubang pohon atau tanah. Contohnya burung pelatuk, burung gagak, dan burung pipit.

Ada juga burung yang paruhnya melengkung dan tajam, yaitu burung pemakan daging. Contohnya burung elang dan burung hantu.

2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi juga disebut adaptasi pada fungsi bagian tubuh tertentu. Beberapa jenis hewan tertentu mengalami adaptasi pada fungsi tubuhnya, yang membantunya bertahan hidup. Misalnya untuk mencari makanan atau mendeteksi pemangsa.
Contoh bentuk adaptasi fisiologi antara lain:
Ekolokasi pada Kelelawar dan Lumba-Lumba
Ekolokasi pada hewan merupakan bentuk adaptasi fisiologi. Ekolokasi merupakan metode yang digunakan hewan untuk mengenali lingkungan sekitar, menggunakan bantuan suara.

Saat mencari makan di malam yang gelap, kelelawar akan memproduksi decakan atau suara melengking bernada tinggi yang bahkan tidak tertangkap pendengaran manusia atau ultrasound. Suara itu terpantul kembali ke sumber suara ketika mengenai benda. Dari situ, kelelawar bisa mengenali lingkungan sekitarnya.

Lumba-lumba juga menggunakan ekolokasi dengan memproduksi suara ultrasonic untuk menemukan kawanan ikan yang menjadi makanannya.

Hewan Berdarah Panas
Hewan berdarah panas merupakan kelompok hewan yang memiliki kemampuan menjaga suhu tubuh tetap sama meskipun suhu di luar tubuhnya berubah-ubah.

Mamalia dan burung yang berdarah panas memiliki suhu tubuh yang stabil, meskipun berada di tempat bersuhu panas maupun bersuhu dingin.

Pada hewan berdarah panas, energi dari makanan yang dikonsumsinya akan membantu menghangatkan tubuh jadi hangat ketika cuaca dingin.

Saat kepanasan, tubuhnya akan melakukan pendinginan dengan mengeluarkan keringat atau ada juga hewan yang bernapas sambil menjulurkan lidah untuk mendinginkan tubuh, seperti anjing.

3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku merupakan perilaku hewan tertentu yang dilakukan untuk menyesuaikan diri ataupun bertahan hidup.

Misalnya, ada hewan yang bisa mengeluarkan zat tertentu dari tubuhnya dan ada juga hewan yang bisa mengubah warna dan pola tubuhnya.

Gurita dan Cumi-cumi Melakukan Mimikri. Gurita dan cumi-cumi bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dengan mimikri, yaitu mengubah warna tubuhnya sesuai dengan warna lingkungannya.

Misalnya, gurita dan cumi-cumimenyamakan warna tubuhnya dengan bebatuan di laut atau warna yang menarik perhatian.

Gurita dan bunglon melakukan ini untuk melindungi dirinya dari bahaya atau menarik mangsa. Beruang Melakukan Hibernasi Musim Dingin. Beruang dan beberapa hewan lainnya berhibernasi di musim dingin.

Hewan seperti beruang, tupai, dan lemur mengurangi aktivitas untuk menyimpan cadangan energi agar tubuhnya tetap hangat.

Dengan begitu, suhu tubuhnya tetap stabil dan tidak kedinginan. Selain itu, hewan menjaga energi tubuhnya agar tidak berkurang banyak dengan hibernasi karena saat musim dingin mereka sulit menemukan makanan

+-+-+-
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia ternyata masih terus berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari gangguan bangsa asing yang datang, seperti dari Pemerintahan Belanda. 

Pasukan Belanda kembali datang ke tanah air. Kedatangan ini disambut dengan berbagai bentuk perlawanan oleh bangsa Indonesia. Sehingga sejak tahun 1945-1950 telah terjadi berbagai macam pertempuran di berbagai daerah antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda yang dibantu oleh pasukan Inggris.

Berikut perang-perang mempertahankan kemerdekaan itu!
1. Pertempuran 10 November
Awalnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945, tentara Sekutu berniat menguasai Surabaya.pertempuran pecah, pada 30 Oktober 1945, Jendral Mallaby tewas. 9 November Inggris mengultimatum agar Rakyat Surabaya menyerahkan senjata, kalau tidak, pada 10 November akan digempur habis dari darat, laut, udara. Namun, ultimatum dihiraukan oleh rakyat Surabaya, dan bertekad untuk mempertahankan Surabaya sampai titik darah penghabisan. Bung Tomo memimpin para arek-arek Surabaya yang membakar semangat para pejuang.

2. Bandung Lautan Api
Peristiwa yang terjadi pada 23 Maret 1946 para penduduk Bandung membakar rumah mereka sebelum meninggalkan dan mengungsi ke daerah selatan Bandung, tak kurang dari 200.000 ribu rumah dibakar dan dalam waktu tujuh jam! Ini dimaksudkan agar mencegah tentara Sekutu dan NICA Belanda menggunakan Kota Bandung sebagai markas militer.

3. Pertempuran 5 Hari di Semarang
Pertempuran ini berlangsung pada 15-19 Oktober 1945, melawan tentara Jepang, dan dihentikan saat adanya gencatan senjata. Penyebab utamanya, karena larinya tentara Jepang pada saat akan ditahan dan tewasnya Dr. Kariadi, yang dibunuh oleh tentara Jepang saat akan memeriksa sumber air yang diduga diracuni oleh Jepang.

4. Pertempuran Ambarawa
Terjadi pada 20 November 1945 dan berakhir 15 Desember 1945, antara pasukan TKR dan para pemuda melawan pasukan Sekutu Inggris. Bermula pada 20 Oktober 1945, tentara Sekutu yang membebaskan tawanan Sekutu dan menuju Magelang untuk membebaskan tawanan NICA Belanda. Puncaknya pada 20 November perang pun pecah, karena pihak Sekutu mengingkari janji yang telah disepakati terkait isi naskah pada 2 November 1945.

5. Pertempuran Medan Area
Pertempuaran yang terjadi pada 10 Desember 1945. Sekutu mendarat di Medan pada 9 Oktober, yang dipimpin oleh Brigadir Jendral T.E.D Kelly, yang diboncengi oleh NICA. Para pejuang pada 13 Oktober telah siap membentuk Divisi Benteng, dan terjadi pertempuran pertama di Medan pada tanggal itu. Puncaknya pada 10 Desember 1945.

6. Perang Puputan
Perang ini dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai, yang terjadi pada 20 November 1946. Pasukan TKR bertempur habis-habisan dalam mengusir pasukan Belanda yang kembali datang setelah kekalahan Jepang.

7. Pertempuran Lima Hari Lima Malam Di Palembang
Berlangsug pada 1-5 Januari 1947, dan berakhir dengan gencatan senjata pada 6 Januari 1947. Bermula tindakan pasukan sekutu yang melakukan penggeledahan senjata rampasan dari Jepang di rumah para penduduk, hal itu menyinggung perasaaan rakyat Palembang.
Masih banyak lagi pertempuran-pertempuran dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tanpa perjuangan dari para pahlawan, tidak akan mungkin kita bisa menikmati saat seperti sekarang ini.

+-+-+-
Pola Lantai Tari
Pola Lantai dalam Seni Tari :
Pola Lantai Tari adalah garis-garis di lantai yang dilalui penari ketika melakukan gerak tari dari perpindahan tempat satu ke tempat lainnya. Pola yang juga disebut garis imajiner ini sengaja dibuat oleh formasi penari kelompok.

Garis tersebut dapat digambarkan dengan melihat formasi para penari ketika sedang memperagakan tarian. Pola lantai tari bisa dilakukan oleh penari tunggal, berpasangan atau berkelompok, meskipun sebagian besar pola tari dilakukan oleh berkelompok.

Fungsi pola lantai yaitu untuk menata gerakan tarian, membentuk komposisi dalam pertunjukan tarian dan menciptakan kekompakan antar anggota penari. Dengan adanya pola lantai, tarian yang disajikan akan lebih indah dan menarik untuk ditonton. Sebenarnya dalam pola lantai terdapat dua garis dasar yaitu garis lurus dan melengkung.

Tujuan dengan menguasai pola lantai yaitu penari akan lebih mudah melakukan perpindahan gerak. Sehingga sang penari akan mengetahui area mana yang menjadi area miliknya tanpa harus khawatir mengganggu atau bertabrakan dengan area penari lainnya.

Garis lurus sendiri terbagi atas tiga jenis yaitu vertikal, horizontal dan diagonal. Namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju, pola lantai juga mengalami pengembangan yaitu ada beberapa jenis pola lantai lain berupa zig zag, segitiga, segi empat dan segi lima. Pola lantai melengkung juga mengalami pengembangan yaitu lingkaran, lengkung ke depan, melengkung ke belakang dan angka delapan.

Jenis Pola Lantai dalam Tari
Jenis pola lantai dalam tari
1. Pola Lantai Lurus Vertikal.
Vertikal memiliki arti lurus memanjang. Pola lantai lurus vertikal berarti polanya yang lurus dan memanjang. Para penari berjumlah lebih dari satu orang dan akan membentuk formasi lurus baik dari depan ke belakang maupun sebaliknya.

Pola lantai jenis ini biasanya digunakan pada tari klasik karena pola lurus memberikan kesan yang sederhana tetapi tetap kuat. Selain itu juga melambangkan antara ikatan manusia dengan tuhannya karena pada dasarnya Tuhan adalah Sang Pencipta kehidupan termasuk menciptakan manusia.

Beberapa tarian daerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari serimpi dari tarian Jawa Tengah, tari yospan dari Papua, tari pasambahan dari Sumatera Barat dan tari baris cengkedan dari Bali.

2. Pola Lantai Horizontal.
Pola lantai horizontal sebenarnya sama seperti pola lurus vertikal dimana pola lantai bergaris lurus. Hanya saja pada pola lantai horizontal, bentuk barisan dari kiri ke kanan maupun dari kanan ke kiri. Beberapa tarian yang menggunakan pola ini yaitu tari indang dari Sumatera Barat dan tari saman dari Aceh.

Ada beberapa penafsiran mengenai pola tari horizontal. Pola horizontal disebut melambangkan antara ikatan manusia satu dengan manusia yang lain. Pada dasarnya manusia pasti membutuhkan bantuan dari manusia lainnya.

3. Pola Lantai Diagonal.
Sesuai dengan namanya, pola lantai diagonal membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Jenis pola ini memberikan kesan yang dinamis tetapi tetap kokoh untuk para penonton atau penikmatnya. Tarian daerah yang menggunakan jenis Pola Diagonal adalah tari sekapur sirih dari Jambi, tari gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari pendet dari Bali.

4. Pola Garis Melengkung.
Pola garis melengkung sendiri terdiri dari tiga macam yaitu garis lingkaran, angka delapan, huruf U dan lengkung ular. Pola garis yang melengkung akan memberikan kesan yang lembut tetapi lemah. Tarian rakyat dan tarian tradisional banyak yang menggunakan pola jenis ini. Misalnya tari ma’badong Toraja dari Sulawesi Utara, tari piring dari Sumatera Barat dan tari randai dari Sumatera Barat.
Pentingnya Memahami Pola Lantai Pada Tari Tradisional :

Memahami pola lantai pada tari tradisional sangat penting agar penari mudah dalam melakukan gerakan tarian. Penari mampu mengatur jarak sendiri dengan penari lainnya. Mampu mengatur jarak maka akan mencegah antar penari bersinggungan badan maupun kesalahan dalam memperagakan gerakan.

1. Menjaga setiap penari tidak bertabrakan.
Menguasai pola lantai mampu menjaga penari agar tidak bertabrakan dengan penari lainnya. Tarian tradisional sendiri memiliki gerakan yang indah dan mengalami banyak gerakan yang memungkinkan penari saling bertabrakan ketika tidak menguasai pola lantai.

2. Membantu Penari menentukan gerakan selanjutnya.
Ketika penari berpindah dari area satu ke area lain maka gerakan mereka pun akan berbeda juga. Dengan adanya pola lantai maka penari bisa menentukan gerakan seperti apa untuk selanjutnya.

3. Penari Lebih Energik.
Pentingnya memahami pola lantai dan mangaplikasikan ke dalam tarian mampu membuat penari terkesan lebih energik dan menarik. Banyaknya perpindahan tanpa adanya pola lantai justru akan membuat tarian berantakan. Namun dengan adanya pola lantai justru akan memberikan kesan yang lebih teratur dan memukau.

4. Menciptakan kekompakan.
Mampu menciptakan kekompakan antar penari. Karena setiap penari akan terlihat bergerak leluasa memenuhi panggung dengan kompak tanpa perlu berkomunikasi secara verbal. Semua gerakan telah diatur melalui pola lantai yang diciptakan oleh para koreografer.

5. Ciri Khas Suatu Tarian.
Pola lantai mampu memberikan ciri khas dari suatu tarian. Masyarakat atau para penonton akan lebih mudah mengetahui ciri khas dari tari tradisional tersebut melalui pola lantai pada tarian.

Contoh Tarian Yang Menggunakan Pola
Contoh tarian yang menggunakan pola
Berikut nama tarian dan pola lantainya yang kami rangkum dari beberapa sumber.
1. Bedhaya Semang.
Tarian Bedhaya Semang berasal dari Yogyakarta yang termasuk ke dalam jenis tari klasik. Tari ini memiliki pola lantai dan makna tertentu. Pola lantai yang digunakan yaitu gawang jejer wayang, gawang perang, gawang tiga-tiga dan gawang kalajengking.

Salah satu pola lantai pada Tari Bedhaya yang paling dikenal yaitu rakit lajur. Pola lantai ini menggambarkan lima unsur yang ada pada diri manusia. Unsur tersebut adalah rasa, cahaya, sukma, nafsu dan perilaku.

2. Jaran Kepang.
Tari Jaran Kepang juga berasal dari Yogyakarta. Berdasarkan koreografi, tarian ini termasuk ke dalam jenis tari rakyat dengan memiliki pola lantai gabungan antara unsur lengkung dan lurus. Pola yang digunakan pada tarian yaitu pola melingkar, garis lurus ke depan dan garis horizontal.

3. Pendet.
Tari Pendet merupakan tarian populer yang berasal dari Bali. Tari Pendet lahir ketika ada ritual sakral Odalan di pura dengan cara memendet. Setelah pendeta Hindu mengumandangkan mantra maka mereka akan memendet. Pola lantai yang digunakan pada tarian ini berupa pola huruf V, pola lantai lurus dan menghadap ke samping kanan dan kiri. Pola tersebut pola sederhana dibanding dengan tarian pendet lainnya.

4. Jaipong.
Jenis tarian ini menggunakan pola lantai garis lurus yang berfungsi untuk memperindah tarian, memperjelas tujuan gerakan, serta untuk menonjolkan pemeran utama dalam tarian tersebut.

Pola lantai tari menjadi bagian penting yang harus diketahui oleh para penari. Banyak manfaat yang diperoleh ketika menguasai pola lantai. Tidak hanya pertunjukan tarinya saja yang bagus dan menarik, tetapi mempermudah penari dalam melakukan gerakan.

Penugasan individu untuk meningkatkan keterampilan literasi dalam penerapan kehidupan sehari-hari (Kerjakan di buku latihanmu!)
1. Temukan sebuah kalimat tidak efektif kemudian ubahlah kalimat tersebut menjadi kalimat efektif!
2. Bagaimana hewan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya?
3. Bagaimana terjadinya perang puputan untuk mempertahankan kemerdekaan?
4. Sebutkan 5 tarian daerah disertai dengan pola lantainya!

+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

Bagaimana kegiatanya, menyenangkan bukan? Pekerjaan kalian yang sudah bagus dan luar biasa akan jauh lebih bermanfaat jika dilakukan presentasi atau di diskusikan dengan teman, orang tua, dan guru kalian. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan membangun pengetahuan baru.

Hasil diskusi dan presentasi yang sudah kalian lakukan dapat dijadikan sebagai motivasi diri untuk perbaikan pembelajaran yang akan datang. Masukan atau saran juga kritik yang membangun dapat membangun karakter dan pengetahuan diri yang lebih baik.

Nah, untuk mengetahui pemahaman pembelajaran yang sudah kalian simak dan lakukan, ada baiknya juga kalian melakukan refleksi atau merangkum kegiatan pembelajaran hari ini. Hal tersebut bertujuan untuk menguji pemahaman kompetensi diri terhadap pembelajaran daring yang kalian lakukan secara mandiri dari rumah. Refleksi ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan singkat. Seperti : 
Apa yang sudah saya pelajari hari ini? 
Dapatkah saya menguasai materi pembelajaran hari ini? 
Apa Manfaat yang saya dapatkan dengan mempelajari materi tersebut?

Demikian tayangan materi singkat Pembelajaran Jarak Jauh Tematik Tema 2 (Persatuan dalam Perbedaan) St 2 (Bekerja Sama Mencapai Tujuan) Pb 1 dan 2 untuk Kelas 6 SD. Untuk menguji pemahaman dan penguasaan kompetensi pembelajaran hari ini, lakukanlah kegiatan formatif berikut ini dengan menjawab soal yang terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dalam bentuk aplikasi google form.

“Lakukan dengan sungguh-sungguh setiap latihan seolah-olah ini adalah latihan kalian terakhir. Jangan pasrah pada hasil yang kalian peroleh, tapi lakukan prosesnya berulang kali hingga kamu bangga dan percaya diri"

Baca dan ikuti petunjuk soal yang disediakan. Jawab soal berikut dengan cermat agar bisa mengukur capaian kompetensi yang dimiliki.

Waktu pengerjaan dari Liang Solusi: 90:00 Menit!

Klik Saja untuk kalian yang ingin mengembangkan kompetensi melalui materi, penugasan dan penilaian soal formatif pada setiap pembelajaran

Setelah menyelesaikan soal tersebut, lihatlah skor perolehan kalian dan skor perolehan teman-teman kalian dari sekolah maupun antar sekolah pada form berikut ini!


Terima kasih sudah menyimak materi dan mengerjakan Pembelajaran Tema 2 (Persatuan dalam Perbedaan) St 2 (Bekerja Sama Mencapai Tujuan) Pb 1 dan 2 untuk Kelas 6 SD. Isi postingan ini tentu belum lengkap dan memberikan pembelajaran bermakna. 

Untuk itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas situs www.liangsolusi.com ini. Semoga materi dan evaluasi yang kami sajikan bermanfaat untuk kita semua. Salam solusi!

Kami sangat berterima kasih jika Anda berkenan membagikan postingan ini di sebelah kiri halaman ini! Budayakan meninggalkan komentar dan sebarkan jika bermanfaat setelah mengerjakannya. Semoga bertambah cerdas dan berkarakter.

#MerdekaBelajar
#CerdasBerkarakter
#Belajardarimanasaja
Baca Juga

0 comments:

Posting Komentar