Suatu hari seorang bapak pekerja keras yang sudah tua berniat untuk pensiun. Sebut saja Pak Santra. Bapak yang sudah berusia setengah abad lebih terlihat sangat sederhana dan bersahaja. Pekerjaan yang dilakoni sebagai Pak Santra sudah lebih dari 30 tahun. Usia renta memaksa tubuhnya untuk menikmati hari tua bersama istri dan anak-anak serta cucunya.
Sebelum berhenti bekerja, sebelumnya dia menyadari kalau dia akan kehilangan penghasilan yang diterima. tetapi harus bagaimana karna dia lebih merasakan dan sangat mementingkan tubuh yang termakan usia karena dia tidak dapat lagi untuk melakukan aktivitas menjadi Pak Santra lagi.
Pada suatu hari dia mengatakan ingin pensiun kepada mandornya.
“Pak saya mintak maaf, badan saya sudah tidak seperti dulu lagi, saya sudah tidak sanggup lagi menopang beban yang berat pada saat saya bekerja”.
Mandor mendengar niat Pak Santra tersebut, mandor pun merasa sangat sedih. Karena ia akan kehilangan satu Pak Santra terbaiknya dan ahli bangunan yang handal dimiliki pada timnya.
Namun, mandor tidak mau memaksa dan mengurungkan niat Pak Santra yang ingin berhenti bekerja.
Terlintas fikiran mandor untuk mengajukan permintaan yang terakhir ke Pak Santra. Sebelum pensiun, mandor memintanya sekali lagi membangun rumah yang terakhir kalinya. Sang Mandor tau dan ingin merampungkan pekerjaan dalam sebuah proyek dimana Pak Santra ada dalam tim tersebut.
Dengan berat hati Pak Santra mau menuruti permintaan mandornya meskipun merasa sedikit kesal. Ia merasa dihambat dan diperdaya oleh mandornya sendiri. Nampaknya ia sudah tak sabar ingin bebas dari segala beban kerja dan segera pensiun.
Sang Mandor mengumumkan pengerjaan proyek pembangunan rumah terakhir. Dalam proyek tersebut dikoordinir oleh Pak Santra sekaligus menjadi pekerjanya. Akan tetapi Pak Santra berkata bahwa tidak akan mengerjakannya. Sang mandor tampak tersenyum sembari mengatakan pada Pak Santra dengan nada halus. “Saya minta tolong sekali ini dan terakhir kalinya pak, anggap saja ini adalah pengorbananmu. Suatu saat nanti tentu proyek ini akan menjadi kenangan indah karya bapak sendiri”, ucap sang mandor.
Pak Santra akhirnya mulai pekerjaan terakhirnya dengan paksaan. Ia terpaksa mau mengerjakannya karena merasa tidak enak hati untuk menolak permintaan mandornya yang sudah sekian tahun menjadi atasannya. Pak Santra lantas bekerja. Akan tetapi kali ini ia bekerja tidak sepeti biasanya yang terkenal sebagai pekerja keras. Ia tampak tak iklas dan cenderung malas.
Pekerjaannya kali ini jelas terlihat asal-asalan. Teman dekatnya bahkan beberpa kali juga sempat mengingatkannya. Hal ini terlihat saat membuat rangka bangunan dan menggunakan bahan bangunan tidak berkualitas. Sehingga sangat disayangkan sekali untuk mengakhiri karirnya dengan melakukan pekerjaan yang tidak berkualitas.
Tak terasa sudah 3 bulan waktu berlalu. Sang Mandor tidak pernah dating mengecek proyek tersebut karena merasa sangat yakin dengan karakter dan keahlian Pak Santra ini. Dia hanya sesekali saja menanyakan progres proyek tersebut melalui telepon.
Pak Santra menghubungi Mandornya dan meminta dating memeriksanya 2 hari lagi. Ia memperkirakan proyek rumah yang dibangun bersama teman-teman kerjanya akan selesai dua hari mendatang. Sang Mandorpun berjanji dan bersedia dating agar sserah terima cepat dilakukan. Pak Santra merasa lega karena waktu pensiunnya tinggal beberapa hari saja.
Akhirnya rumah tersebut selesai dikerjakan oleh Pak Santra dan Mandor datang memeriksa. Sambil mendekati bangunan rumah tersebut, sang mandor ditemani oleh Pak Santra seorang. “tak terasa ya pak, bangun ini sangat cepat bapak rampungkan. Jauh lebih cepat dari perkiraan saya”, Sapa Sang Mandor kepada Pak Santra.
Pada saat mandor memegang daun pintu depan dan membuka pintu, ia lantas berkata, “Rumah ini adalah hadiah untuk mu, hadiah dariku untuk bapak yang selama ini telah bekerja dengan ku dengan tulus”.
Betapa kagetnya Pak Santra mendengar semua itu,,, Dia sangat menyesal akan sikapnya akhir-akhir ini. Dia sangat menyesali perbuatannya. Dia tidak menyangka akan kebaikan bosnya. Karena egonya yang tidak terkendali ingin segera berhenti berdampak langsung dengan kualitas karakter.
Pak Santra menerima hadiah tersebut karena merasa pemberian sesorang tidak baik untuk ditolah. Selain itu ia juga belum mempunyai rumah meskpun dia sudah vertahun-tahun bekerja sebagai tukang bangunan. Akibatnya dia harus tinggal di rumah yang dia bangun dengan asal-asalan dan tidak berkwalitas.
Setelah membaca cerita motivasi tersebut tentu dapat kita tarik himah dan pembelajaran moral bahwa jangan pernah menganggap remeh seseorang dengan rendah, karena bisa jadi seseorang tersebut justru akan membantu ketika kita mengalami sebuah kesulitan.
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang memiliki karakter dan perilaku yang berbeda-beda. semangt kerja masih ditentukan oleh ego dan orientasi tertentu. hendaknya sebagai manusia yang baik dan berjiwa kerja, tentu mengutamankan profesionalitas dan etika.
Jadilah yang pertama disetiap tantangan. selalu berinovasi dan berbuat kreatif dengan percaya diri untuk tampil beda. Jika tidak mampu menjadi yang pertama, maka jadinya yang terbaik. lakukan setiap pekerjaan seolah-olah itu adalah kali terakhir yang dapat dilakukan. Menjadi terbaik tentu akan memberikan hasil yang sangat memuaskan dengan mendepankan kualitas tanpa batas. Pertama dan terbaik menjadi sulit untuk dilakukan, maka sekalian jadilah legenda dalam kehidupan. Buat dan lakukan pekerjaan dengan menampilkan maha karya atau masterpiece. Dengan maha karya kita akan dikenang sepanjang masa!
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita motivasi yang berjudul “Jadilah Pertama, Terbaik, dan Legenda”. Semoga dengan adanya cerita ini dapat memberikan sebuah referensi kita semua dan semoga memberikan pembelajaran bermakna.
Untuk itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas situs www.liangsolusi.com ini. Semoga cerita yang disajikan bermanfaat untuk kita semua. Salam Literasi!
Kami sangat berterima kasih jika kalian berkenan membagikan postingan ini di media sosial kalian! Budayakan meninggalkan komentar dan sebarkan jika bermanfaat setelah membacanya.
0 comments:
Posting Komentar