Pengembala Kena Batunya | Liang Solusi
Beranda Cerpen Informasi Soal Online Kelas VI Soal Online Kelas V Soal Online Kelas IV Soal PH Soal PTS Soal PAS Soal Matematika Soal Literasi Soal Numerasi Soal US Artikel Perangkat KBM Materi Kelas VI Materi Kelas V Materi Kelas IV Motivasi Solusi Profile Contact

Sabtu, 09 Oktober 2021

Pengembala Kena Batunya

Pengembala Kena Batunya
Hampir setiap orang pernah berkata bohong ataupun dibohongi. Bila perilaku ini menjadi kebiasaan tentu akan sulit dihentikan, bahkan menjadi bagian dari ciri kepribadian seseorang. Banyak akibat kurang baik yang kita terima dengan melakukan kebohongan. Mau tau bagaimana seru dan pesan moral yang tersirat, simak cerita berikut ini ya!

Dahulu kala hiduplah seorang anak laki-laki yang bekerja sebagai penggembala Bebek. Setiap hari ia diberi tugas oleh majikannya untuk menggembalakan Bebek di sawah dekat pinggir hutan yang lebat dan gelap. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan gawai dan bermain game online.

Suatu ketika bocah penggembala itu termenung dan membayangkan suatu peristiwa. Apa yang akan terjadi seandainya ada Ular muncul dari dalam hutan dan memakan Bebek yang ia gembalakan? Majikannya sendiri sebenarnya pernah berpesan, jika ada Ular datang membelit dan menyemburkan bisanya ke hewan ternak, ia harus berteriak sekencang-kencangnya meminta bantuan. Karena warga kampung yang tak jauh dari tepi hutan itu pasti akan datang menolongnya.

Tuannya menyarankan seperti itu karena mengetahui kalau bocah itu takut sekali dengan ular. Jangankan ular besar dan berbisa, melihat ular kecil dan ulat daun saja ia lari tunggang langgang.

Mengetahui sarannya dipahami oleh bocah itu, sang majikan bergegas meninggalkan area peternakan menuju kendaraan. Sang majikan cepat-cepat pulang karena ada tamu yang sedang menunggunya di rumah.

Seketika niat jahil muncul dalam kepala bocah itu. Ia merasa akan lucu jadinya kalau ia berpura-pura melihat Ular kemudian memanggil orang kampung untuk datang menolongnya.

Tanpa menunggu lama dan berpikir lebih panjang, ia langsung membuka mulutnya lebar-lebar dan berteriak, “Ular! Ular! Ular besar…! Tolong aku!”

Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.

Para warga yang sadar kalau tengah dikibuli oleh seorang anak kecil. Pun kemudian memutuskan untuk membubarkan diri dan kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing. Beberapa dari mereka tetap terlihat menggerutu karena merasa kesal.

Beberapa hari kemudian, ia kembali mengulangi niatnya untuk mengerjai warga. Anak gembala itu kembali berteriak, "Ular! Ular! Ular Piton…! Ularnya panjang banget".

Lagi-lagi, para warga kampung yang baik hatinya datang membawa berbagai macam senjata. Beberapa warga bahkan hanya membawa cangkul yang digunakan untuk berkebun karena tak ingin terlambat memberikan bantuan.

Namun, sama seperti sebelumnya, sekali lagi para warga itu tidak menemukan Ular yang tengah menyerang Bebek. Mereka hanya menemukan seorang anak laki-laki yang lagi-lagi tengah tertawa terbahak-bahak puas sembari memegangi perutnya.

“Jadi kamu mengelabui kami lagi?” tanya seorang petani dengan geram. Padahal ia langsung meninggalkan ladangnya ketika mendengar teriakan minta tolong. “Janganlah kamu melakukan hal itu,” pesan seorang Bapak pemilik kebun manggis, “atau nantinya kami tidak akan mempercayaimu lagi.”

Ketika matahari mulai tenggelam dan sang penggembala cilik tengah bersiap-siap pulang kembali ke majikannya, mendadak seekor Ular sungguhan muncul dari dalam hutan. Ular yang panjang itu terlihat sangat gesit dan langsung melilit beberapa Bebek.

Hal tersebut tentunya membuat si anak penggembala terkejut, panik, dan ketakutan. Ia berusaha untuk menyelamatkan diri sambil berteriak meminta tolong pada warga kampung terdekat.

Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, "Ular! Ular!" Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. “Anak penggembala itu pasti mengira ia bisa menipu kita lagi,” ucap salah satu warga yang sangat yakin teriakan itu lagi-lagi hanyalah omong kosong.

Ular itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak Bebek yang digembalakan oleh sang anak, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.

Kejadian tersebut ia ceritakan dengan majikannya. Terang saja ia diamarahi dan diberi peringatn agar tidak mengulanginya lagi.

Ia akhirnya menyesali tindakan yang ia lakukan sebelumnya. Ia sadar banyak orang tak datang bukan karena tak mau membantunya, melainkan karena tindakannya sendiri yang sering membohongi para warga.

Pesan moral atau amanat yang bisa didapatkan dari cerita pendek tentang penggembala Bebek dan Ular ini adalah jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda. Kalau terlalu sering berbohong, pada akhirnya ketika kamu mengungkapkan kejujuran, tak akan ada satu pun orang yang mempercayaimu.

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita fiksi yang berjudul “Pengembala Kena Batunya”. Semoga dengan adanya cerita fiksi tersebut dapat memberikan sebuah hikmah positif bagi kita semua dan semoga memberikan pembelajaran bermakna.

Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas situs www.liangsolusi.com ini. Semoga postingan yang disajikan bermanfaat untuk kita semua. Salam Literasi!

Kami sangat berterima kasih jika kalian berkenan membagikan postingan ini di media sosial kalian! Budayakan meninggalkan komentar dan sebarkan jika bermanfaat setelah membacanya.

16 komentar:

  1. Nama:Ahmad Yongky Aditya
    Kelas:6A
    No absen:2
    Jawaban :
    1.Dengan cara memposting kain batik di media sosial dan menaruh no telpon
    Saya agar bisa dihubungi pembeli.
    2.potensi yang bisa kita kembangkan adalah menjaga budaya dan melestarikan kearifan lokal.

    BalasHapus
  2. Nama:anika robiatul al adawiyah safira harianti
    Kls:VIA
    Abs:3
    Inti dari cerita "pengembala kena batunya" adalah : jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda. Kalau sering berbohong, pada saat kamu berkata jujur, tidak akan ada orang yang akan membantumu

    BalasHapus
  3. Jawabn soal 1
    Pontesi yang kita bisa kembangkan adalah menjaga budaya dan melestarikan kriatif lokal.

    Jawbn soal 2

    Sebagai

    BalasHapus
  4. Nama:ngurah derby surya risky pradewa
    Kelas:6A
    No.absen:16
    1.Mempromosikan kain ndek,ke luar negeri agar mereka tertarik untuk membeli,dengan cara menyebarkan di sosial media/shoope,dan lain lainnya.

    2.menjaga budaya dan melestarikan kearifan lokal.

    BalasHapus
  5. Jawbb no 1

    Pontesi yang kita bisa kembangkan adalah menjaga budaya dan melestarikan baju batik

    Jawbn no 2

    Sebagai bangsa kita memiliki kosa budaya yang begitu melimpah murah .

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama =i kadek dani septiana
      No=7
      Kelas=6A

      Hapus
  6. Nama: Yasmin ayudiah hanum karina
    Kls:VIA
    Abs:27
    Inti dari cerita "pengembala kena batunya" adalah : jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda. Kalau sering berbohong, pada saat kamu berkata jujur, tidak akan ada orang yang akan membantumu

    BalasHapus
  7. Nama : cila Rafifah
    Kelas : Vl a
    Abs : 4

    inti dari cerita "pengembala kena batunya" adalah :
    jangan pernah berbohong meskipun itu hanya untuk candaan, karena jika kamu terlalu sering berbohong maka sampai kamu mengungkapkan kejujuran maka tidak akan ada yang mempercayai mu

    BalasHapus
  8. Nama:ngurah derby surya risky pradewa
    Kelas:6A
    Noabsen:16
    Inti dari cerita pengembala kena batu nya:jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda,pada akhirnya ketika kamu meminta tolong,tak ada satupun orang yang mempercayai kamu lagi

    BalasHapus
  9. Ni Made Ginastri Adnyani Putri
    21 / VI A
    Inti cerita :
    jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda. Kalau terlalu sering berbohong, pada akhirnya ketika kamu mengungkapkan kejujuran, tak akan ada satu pun orang yang mempercayaimu.

    BalasHapus
  10. I kadek riki yu paramaartha13 Oktober 2022 pukul 20.49

    I kadek riki yu paramaartha
    8/6a

    Inti dari cerita"pengembala kena batunya": berbohong dapat menghilangkan kepercayaan orang lain kepada kita dengan itu tak akan ada satu orang yang mempercayaimu.

    BalasHapus
  11. Dewa Made satria dharma lesmana
    5
    VIA
    inti cerita:
    jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda. Kalau terlalu sering berbohong, pada akhirnya ketika kamu mengungkapkan kejujuran, tak akan ada satu pun orang yang mempercayaimu.

    BalasHapus
  12. Nama:Ni wayan Diah noviantari
    kls:6A
    Abs:23
    Jawaban:
    1. dengan cara memposting kain batik di media sosial dan menaruh no telepon saya agar bisa dihubungkan pembeli.
    2. potensi yang bisa kita kembangkan adalah menjaga budaya dan melestarikan kearifan lokal.

    BalasHapus
  13. Nama:ni Komang ayu lestari
    No:18
    Kls:6a

    Jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda. Kalau terlalu sering berbohong, pada akhirnya ketika kamu mengungkapkan kejujuran, tak akan ada satu pun orang yang mempercayaimu.

    BalasHapus
  14. Nama:Ni wayan Diah noviantari
    kls:6A
    abs:23
    jangan pernah berbohong meskipun hanya untuk bercanda. kalau terlalu sering berbohong, pada akhirnya ketika kamu mengungkapkan kejujuran, tak akan ada satu pun orang yang mempercayaimu .

    BalasHapus
  15. Nama: noldi
    Kls: VI A
    No: 25

    Intinya adalah: jangan pernah berbohong walaupun itu hanya bercanda, karena jika kita terus berbohong kita dan tidak mengungkapkan kejujuran, semua orang tidak akan mempercayaimu

    BalasHapus