Persahabatan Gauri dan Putri | Liang Solusi
Beranda Cerpen Informasi Soal Online Kelas VI Soal Online Kelas V Soal Online Kelas IV Soal PH Soal PTS Soal PAS Soal Matematika Soal Literasi Soal Numerasi Soal US Artikel Perangkat KBM Materi Kelas VI Materi Kelas V Materi Kelas IV Motivasi Solusi Profile Contact

Sabtu, 02 Oktober 2021

Persahabatan Gauri dan Putri

Persahabatan Gauri dan Putri

Saat buah hati pulang dari sekolah, dia datang bersama seorang temannya. Mereka banyak melakukan aktivitas, bermain, belajar, berdiskusi, dan makan bersama. Ketika temannya pulang, ia akan bercerita banyak tentang temannya yang diakuinya sebagai seorang sahabat. Namun, apakah dia sudah mengerti arti persahabatan? Simak cerita insfirasi berikut tetang persahabatan Gauri dan Putri!


"Gauri, Gauri, tunggu aku sebentar".
Sekolah baru saja usai, Gauri sedang berjalan pulang ketika mendengar suara seseorang memanggilnya. Dia menoleh ke belakang. Terlihat Putri berlari mengejarnya dengan tergopoh-gopoh.

"Ada apa Putri?", tanya Gauri keheranan.

"Begini, aku mau mengembalikan ini", kata Putri sambil mengangsurkan sebuah tas plastik kepada Gauri. Gauri kemudian melihat isi tas plastik tersebut, lalu bertanya, "Lho, kenapa dikembalikan, kamu tidak suka sepatu ini ya?"

"Tidak, ee ... maksudku, aku suka sepatu itu."

"Lantas mengapa sepatu ini kamu kembalikan kepadaku, apakah kamu tidak memerlukannya?", tanya Gauri menyelidik.

"Sebenarnya aku sangat memerlukan sepatu itu, tapi ... suara Putri terhenti, dia ragu-ragu untuk meneruskannya. "Tapi apa Putri?", tanya Gauri lagi.

Putri teringat dengan kejadian kemarin. Ketika itu, dia baru saja pulang dari sekolah.
Saat masuk rumah, ia segera menemui Ibunya yang sedang memasak di dapur.
"Bu...Bu... lihat, katanya sambil berjingkat-jingkat penuh kegirangan. Ibunya menengok sebentar ke arah Putri.

Kemudian kembali sibuk mengaduk-aduk masakannya di panci. "Lihat apanya?" "Lihat ini dong Bu, bagus sekali kan", kata Putri sambil mengangkat kaki kirinya. menunjukkan sepatu baru yang sedang dipakainya.

Ibunya menengok sekali lagi sambil berkata, "Iya, bagus sekali sepatu yang kau pakai: Omong-omong, sepatu itu pinjam dari siapa?

"Ah Ibu, ini sepatu milikku", kata Putri dengan nada gembira. "O begitu. Lho, jadi kamu sudah membuka tabunganmu ya. Memangnya sudah terkumpul banyak uang tabunganmu?", tanya ibunya. "Tidak, uang tabunganku masih utuh di dalam celengan. Sepatu ini aku dapat dari

Gauri. Dia yang memberikannya untukku" "Ah masak sih, kok bisa begitu?", tanya ibunya tidak percaya. "Ingat, kamu jangan suka meminta-minta lho pada teman-temanmu". lanjutnya.

"Tentu tidak dong Bu, sergah Putri, "ceritanya begini: kebetulan Gauri membeli sepatu baru minggu lalu, tapi ternyata sepatu itu kebesaran sedikit. Karena itu Gauri menawarkannya kepadaku. Lantas aku coba, kok pas sekali untukku. Lalu Gauri memberikannya untukku".

Wah beruntung sekali kamu Putri. Apakah ayah dan ibu Gauri mengetahuinya?" tanya ibu Putri. Tentu saja Bu. Mana berani Gauri memberikannya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Mereka baik sekali ya Bu", kata Putri.

Tapi aku yakin Bapakmu tidak akan suka", kata ibu Putri sambil tetap memasak. Tidak mungkin dong Bu", kata Gauri yakin. "Bapak pasti juga akan gembira. Tunggu saja kalau Bapak pulang nanti. Wanti-wanti ibunya.

Benar. Ketika ayahnya pulang ke rumah setelah seharian mengemudi becak. Putri langsung menyambutnya dengan memamerkan sepatu barunya. Tapi Jawaban ayahnya seperti perkiraan ibunya tadi.

"Apa? Kau diberi sesuatu lagi oleh temanmu. Cepat kembalikan. Kita sudah menerima pemberian terlalu banyak dari mereka Putri. Dulu tas dan peralatan tulis menulis. Bulan lalu seragammu juga diberi oleh ayah Gauri serta uang sekolahmu dilunasinya ketika Bapak tidak punya uang. Sudah tidak terhitung lagi pemberian mereka kepada kita" "Tapi Pak, Gauri memberikannya dengan ikhlas kepadaku", kata Putri membela diri.

"Betul. Bapak tidak menyangkal ketulusan hati mereka. Tapi ini sudah terlalu banyak. Mereka selalu membantu kita, tapi apa yang bisa kita berikan kepada mereka? Tidak ada", kata ayah Putri dengan sedih.

"Mereka tidak mengharapkan balasan dari kita Pak", kata Putri mencoba meyakinkan ayahnya. "Tidak. Pokoknya sepatu tersebut harus dikembalikan segera", jawab ayah Putri dengan tegas. "Dan jangan menerima lagi pemberian mereka.

Keluarga Pak Ngurah memang baik sekali, tetapi kita tidak bisa terus-menerus menerima bantuan dari mereka tanpa kita bisa membalasnya. Apa yang bisa kita berikan kepada mereka. Mereka itu kaya sekali dan tidak memerlukan sesuatu dari kita yang miskin ini".

Tapi Pak ..., Putri mencoba menawar.
Tidak ada tetapi, ini sudah menjadi keputusan Bapak. Sepatu itu sudah harus dikembalikan besok.
"Ya Pak, kata Putri menyerah.

Gauri memandang wajah Putri yang sedih ketika menceritakan alasannya mengembalikan sepatu pemberiannya tersebut. Ya sudah, nggak usah sedih. Bagaimana kalau sepatu ini tetap kamu simpan saja. Tidak usah bilang ayahmu", kata Gauri menghibur.

"Tidak bisa. Aku sudah janji pada Bapak untuk mengembalikan sepatu ini", kata Putri.
"OK. Aku simpankan dulu ya sepatu ini, nanti jika ayahmu sudah tidak marah lagi. Kamu boleh mengambilnya lagi"

"Baiklah Gauri, kamu baik sekali. Kamu memang sahabatku yang sejati", kata Putri sambil memeluk sahabat karibnya itu.

Keesokan harinya, Gauri tidak masuk sekolah. Putri mencari-cari ke manapun di sekolah tapi Putri tetap tidak tampak juga. Pada jam pelajaran ketiga Pak Guru memberi pengumuman kepada murid-murid sekelas Putri: "Anak-anak, ada kabar buruk. Pak Ngurah, ayah Gauri mengalami kecelakaan mobil pagi tadi. Beliau terluka parah dan sekarang berada di rumah sakit memerlukan darah yang cukup banyak. Bapak akan segera meminta guru-guru untuk mendonorkan darah bagi Pak Ngurah. Kalian dibolehkan pulang lebih awal."

Anak-anak segera berebut keluar kelas untuk pulang. Putri juga segera keluar ruangan dan berlari menuju ke tempat ayahnya biasa mangkal. Terlihat ayahnya masih duduk di atas becaknya menunggu calon penumpang. Putri bergegas menemuinya dan menceritakan pengumuman Pak Guru tadi.

Mereka berdua segera menuju ke rumah sakit dan menuju ke ruang gawat darurat di mana ayah Gauri dirawat. Setelah ayah Putri menjelaskan maksud kedatangannya, seorang kerabat Pak Ngurah menunjukkan jalan ke ruang PMI untuk donor darah. Setelah darahnya diambil, terlihat para guru sekolah Gauri berdatangan dan sebagian mendonorkan darahnya. Berkat sumbangan darah dari ayah Putri dan para guru, kondisi Pak Ngurah segera membaik.

"Terima kasih banyak, Pak Karta", kata Pak Ngurah pada saat menengok Pak Ngurah di rumah sakit. "Berkat bantuan Pak Karta, saya bisa pulih kembali seperti sediakala".

"Ah tidak Pak, itu memang sudah kewajiban saya untuk membantu sesama. Apalagi kan selama ini keluarga Pak Ngurah sudah sangat sering membantu kami, tanpa kami mampu membalasnya", kata ayah Putri.

"Pak Karta tidak perlu memikirkan untuk membalasnya, Kami melakukan semuanya selama ini dengan ikhlas. Putri kan teman Gauri yang paling akrab dan sering membantu Gauri dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya. Saya kira itu sudah cukup. Karena itu terima kasih Pak Karta telah menyelamatkan nyawa saya", kata ayah Gauri sambil tersenyum.

"Sama-sama Pak, kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang tak terhitungkan selama ini", kata Pak Karta. Putri dan Gauri saling berpandangan dengan gembira mendengar percakapan kedua orang tua mereka.

"Kalau begitu, boleh kan saya memberikan sepatu saya kepada Putri". tanya Gauri. Tentu saja, tentu saja Gauri. Begitu kan Pak Karta. Ini sebagai ungkapan terima kasih kami", kata ayah Gauri cepat-cepat. "Baiklah", jawab ayah Putri tidak mampu menolaknya.

"Yesss … " tegas Gauri dan Putri bersama-sama sambil mengacungkan telapak tangan dan tos dengan gembira. "Ha ha ha .... ayah ibu Gauri dan Putri tertawa lepas melihat kelakuan kedua anak itu.

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita fiksi yang berjudul “Persahabatan Gauri dan Putri”. Semoga dengan adanya cerita fiksi tersebut dapat memberikan sebuah hikmah positif bagi kita semua dan semoga memberikan pembelajaran bermakna.

Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas situs www.liangsolusi.com ini. Semoga postingan yang disajikan bermanfaat untuk kita semua. Salam Literasi!

Kami sangat berterima kasih jika kalian berkenan membagikan postingan ini di media sosial kalian! Budayakan meninggalkan komentar dan sebarkan jika bermanfaat setelah membacanya.

0 comments:

Posting Komentar