Sadarkah kita bahwa segelas air putih akan tampak tidak berarti jika disandingkan dengan minuman mewah lain, tapi air putih bisa jadi sangat berarti bagi seseorang yang sangat kehausan di tengah terik matahari.
Perbuatan baik yang kecil sering kita anggap tidak bernilai. Contoh membuang duri dari tengah jalan menjadi tampak sepele, tapi jika tidak disingkirkan, akan ada orang yang terluka. Jika perbuatan baik yang tampak sepele sering dilakukan, ia akan menjadi tumpukan kebaikan yang besar.
Berbuat baik kepada sesama adalah ajaran universal yang hampir semua manusia dalam sebuah lingkungan masyarakat dianjurkan melakukannya.
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, jika terbiasa melakukan perbuatan baik. Selain dari mendapatkan pahala, juga mendapatkan kasih sayang dari sesama.
Tidak saja kepada sesama manusia, berbuat baik juga dapat ditunjukkan untuk hewan dan tumbuhan, karena semua itu adalah ciptaanNya yang wajib kita pelihara dan lestarikan.
Jadi lakukan perbuatan baik kepada siapapun maka tuhan akan membalas perbuatan kita tersebut dengan balasan yang sangat besar dan tidak terduga. Pesan moral ini seperti cerita fiksi berikut yang ceritanya sangat menginsfirasi.
Simak serunya cerita fiksi anak berikut ya!!!
Pada suatu ketika di sebuah desa hiduplah seorang pemuda miskin yang sebatang kara. Ia tidak memiliki harta apapun kecuali gubuk rapuh peninggalan orang tuanya. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, pemuda tersebut selalu mencari kayu bakar di hutan. Kemudian, kayu tersebut dijual atau ditukar dengan bahan pokok lainnya.
Meski hidup serba kekurangan dan tidak memiliki siapa-siapa, pemuda tersebut sangat baik dan juga penyabar. Pada suatu hari saat mencari kayu bakar di hutan, ia mendengar suara auman keras di balik semak-semak. Ternyata auman tersebut adalah berasal dari seekor singa yang sedang kesakitan.
Dengan rasa cemas, ia pun menghampiri singa tersebut yang sedang kesakitan karena punggungnya tertusuk kayu. Dengan penuh rasa takut, pemuda tersebut menghampiri sang singa sambil menenangkannya dengan berkata.
“Tenanglah wahai raja hutan, aku tidak akan menyakitimu apalagi membunuhmu. Aku akan membantu melepaskan kayu yang tertancap di punggungmu.”
Mendengar perkataannya tersebut, singa pun terdiam seolah-olah ia mempersilahkan sang pemuda untuk menolongnya. Tak lama kemudian, kayu yang berada di punggung singa berhasil dicabut. Si pemuda langsung lari dengan cepat karena merasa takut dimakan singa.
Ketika hendak kembali mencari kayu bakar, si pemuda tidak sengaja menabrak kereta milik raja hingga kereta tersebut terbalik. Meski sudah meminta maaf berkali-kali, raja tetap memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap pemuda tersebut dan memenjarakan dia.
Tapi sangat naas, karena sang pemuda setelah beberapa saat dipenjara langsung dijatuhi hukuman mati dengan cara di masukan ke dalam kandang yang berisi hewan buas, lalu pada suatu malam si pemuda mendapatkan hukuman tersebut dan dimasukkan ke dalam ruangan gelap yang berisi binatang buas.
Dengan perasaan sedih dan pasrah sang pemuda merelakan dirinya untuk menjadi santapan binatang buas tersebut. Tetapi si pemuda sangat heran, karena binatang buas itu tidak menyentuhnya hanya diam saja dan tidak menyentuhnya.
Saat beranjak siang, baru pemuda tersebut bisa melihat binatang apa yang terdapat dalam kandang tersebut. Ternyata, binatang tersebut adalah singa yang telah ia selamatkan beberapa hari yang lalu. Singa tersebut adalah binatang peliharaan kesayangan milik sang raja. Kemudian pemuda itu bertanya pada sang singa.
“Kenapa kau tidak mau mematuhi perintah raja untuk memakanku wahai singa?”
Dan singa pun menjawab pertanyaan tersebut, “Mana mungkin aku bisa menyakiti orang yang telah menyelamatkan nyawaku.”
Sang singa merasa berhutang nyawa kepada pemuda tersebut.
Melihat kelakuan peliharaan raja yang aneh, sang prajuritpun melaporkan kehadapan raja. Dengan segera Sang Raja menghampiri pemuda dan hewan peliharaanya dan bertanya.
“Mengapa kau membiarkan pemuda ini singa?”
Singa terdiam tak berdaya melawan perintah rajanya dan memohon kepada tuannya
“Ampunilah pemuda ini tuanku, dia pemuda yang baik. Dia juga yang sudah menyelamatkan nyawaku. Daripada saya harus memangsanya, lebih baik tuan binasakan saja hamba”, sahutnya dengan nada memelas.
Baiklah kali ini aku ampuni kesalahanmu. Karena kau pemuda yang baik, kau ku angkat menjadi abdi kerajaan sebagai pengawal raja.
Pemuda tersebut merasa bersyukur karena nyawanya belum berakhir dengan cepat. Ia mengabdikan dirinya kepada kerajaan dan menghabiskan sisa hidupnya di kerjaan tersebut dengan bahagia.
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita fiksi insfirasi yang berjudul “Pemuda Baik dan Singa”. Semoga dengan adanya cerita fiksi tersebut dapat memberikan sebuah hikmah positif bagi kita semua dan semoga memberikan pembelajaran bermakna.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas situs www.liangsolusi.com ini. Semoga postingan yang disajikan bermanfaat untuk kita semua.
Mari berkolaborasi dan tebarkan perilaku baik dengan membagikan postingan ini di media sosial kalian! Budayakan meninggalkan komentar dan sebarkan jika bermanfaat setelah membacanya.
makasih
BalasHapusBagus
BalasHapusinti ceritanya
BalasHapus