Suatu hari, Si Kancil yang pintar sedang merencanakan cara untuk memuaskan laparnya. Tiba-tiba ia melihat sebuah sungai dengan ikan banyak di dalamnya. Namun, sungai itu dijaga oleh Buaya yang rakus.
Si Kancil tidak putus asa dan berpikir untuk menipu Buaya agar bisa mendapatkan ikan di sungai itu. Ia mendekati Buaya dan berkata, "Hai Buaya, hari ini adalah hari yang spesial. Raja Hutan telah mengumumkan bahwa tidak ada yang boleh berperang, bahkan musuh-musuh kita harus bersikap ramah. Jadi, ayo kita saling berteman dan berbagi ikan di sungai ini."
Buaya yang rakus merasa senang mendengar itu dan setuju untuk berbagi ikan dengan Si Kancil. Namun, Si Kancil memiliki rencana lain. Ketika mereka sedang mencari ikan di sungai, Si Kancil mengatakan bahwa ia akan memberikan tanda keamanan agar mereka tidak diserang oleh hewan lain. Ia kemudian menempelkan rumput pada kepala Buaya, membuat Buaya merasa bangga dengan tanda tersebut.
Ketika mereka kembali ke darat, Si Kancil memberikan tanda serupa pada dirinya sendiri dan berkata, "Terima kasih Buaya, kini kita bisa saling berteman dan bebas untuk memancing di sungai ini."
Setelah Buaya pergi, Si Kancil menghilangkan rumput di kepalanya dan tertawa puas dengan kejeniusannya. Dari situ, Si Kancil berhasil memuaskan laparnya dan mengalahkan Buaya yang rakus dengan kecerdikan dan kejeniusannya.
Pesan moral dari cerpen ini adalah bahwa kejeniusan dan kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan fisik yang lebih besar. Kita harus selalu memikirkan solusi yang kreatif dan cerdas dalam menghadapi masalah, sehingga kita bisa berhasil dengan cara yang lebih baik dan aman bagi kita sendiri.
0 comments:
Posting Komentar